Lanjut dia, melimpahnya produksi buah sawit di Pasangkayu diakuinya tidak terlepas dari kehadiran sejumlah perusahaan yang mengelola perkebunan sawit dengan skala luas.
“ Sehingga kami dari pemerintah akan terus memastikan bagaimana perusahaan sawit ini bisa berjalan dengan baik di Pasangkayu. Mempermudah proses administrasi dan lain sebagainya” ujar bupati dua periode itu.
Sekretaris Badan Karantina Pertanian Arifin Tasrif menyampaikan ekspor PKO ke China ini merupakan salah satu capaian yang cukup menggembirakan dari perusahaan sawit dan Pemkab Pasangkayu. Menandakan adanya penambahan produk dari olahan turunan buah sawit selain Crude Palm Oil (CPO).
Ia menyebut ekspor PKO telah amat mendukung keinginan Presiden Jokowi untuk menggenjot ekspor migas dan non migas dalam rangka meningkatkan devisa perekonomian nasional di tahun 2019 ini.
“ Persaingan global antar negara, antar kawasan semakin meningkat. Olehnya kami dijajaran Kementrian Pertanian bahu membahu dengan semua esalon satu terkait, bagaimana caranya meningkatkan kualitas dan kuantitas, serta menjaga kesinambungan produksi komuditas perkebunan, tanaman pangan, peternakan dan hortikultura. Kenapa karantina? untuk memastikan jaminan kesehatan, sehingga prodak yang di ekspor tidak mendapat hambatan” jelasnya.
Sementara, Direktur PT. Astra Agro Lestari Areal C1 Arif Catur Irawan menyampaikan selain lima pabrik CPO pihaknya juga memiliki tiga pabrik PKO. Ketiga pabrik itulah yang menjadi tumpuan produksi PKO di Pasangkayu.
“Ekspor ini adalah kebanggaan kami secara umum dan Pemkab Pasangkayu secara khusus. Perlu diketahui mengelolah PKO ini tidak selalu kami lakukan, tergantung permintaan pasar” terangnya.(has)












