Waspada Virus Hanta: Ancaman dari Tikus yang Bisa Sebabkan Gangguan Pernapasan Serius

Ilustrasi virus Hanta.

EKSPOSSULBAR.CO.ID, JAKARTA – Masyarakat diimbau untuk waspada terhadap penyebaran virus Hanta, sebuah virus yang ditularkan melalui hewan pengerat seperti tikus.

Virus ini dapat menyebabkan penyakit serius, salah satunya Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS), yang menyerang sistem pernapasan dan bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

Virus Hanta tidak menyebar antar manusia, melainkan ditularkan melalui udara yang terkontaminasi partikel dari urine, kotoran, atau air liur tikus. Kontak langsung atau tidak langsung dengan tikus, terutama di lingkungan yang tidak bersih atau tertutup dalam waktu lama, meningkatkan risiko penularan.

Menurut Kementerian Kesehatan, gejala awal infeksi Hanta menyerupai flu, seperti demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, dan kelelahan. Dalam beberapa hari, gejala bisa berkembang menjadi batuk parah dan sesak napas akibat cairan yang menumpuk di paru-paru.

BACA JUGA:  Pemprov Sulbar Gandeng Fakultas Kedokteran Unhas Perkuat Layanan Kesehatan Spesialistik

Untuk mencegah penyebaran virus Hanta, masyarakat diminta untuk melakukan langkah-langkah berikut:

  • Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar tidak menjadi tempat berkembang biak tikus.
  • Menutup celah atau lubang yang dapat menjadi jalan masuk hewan pengerat.
  • Menghindari menyapu langsung kotoran tikus, dan sebaiknya membersihkannya dengan disinfektan menggunakan sarung tangan dan masker.
  • Menyimpan makanan dalam wadah tertutup rapat agar tidak terkontaminasi.
  • Ventilasi ruangan tertutup sebelum dibersihkan, terutama gudang atau tempat penyimpanan lama.

Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) umumnya terjadi di Amerika. Gejalanya termasuk demam tinggi, nyeri otot, batuk, dan kesulitan bernapas. Dalam kasus berat, dapat menyebabkan kegagalan pernapasan.

BACA JUGA:  Dinkes Sulbar Perkuat Transformasi Digital Kesehatan Lewat Pelatihan SPBE

Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS) lebih umum di Asia dan Eropa, menyebabkan demam tinggi, perdarahan, dan gangguan ginjal.

Virus ini tidak ditularkan dari manusia ke manusia, kecuali pada beberapa kasus spesifik di Amerika Selatan. Penularan utama adalah:

  • Menghirup partikel virus dari kotoran, air seni, atau air liur tikus yang terkontaminasi (terutama saat membersihkan area yang banyak tikus).
  • Kontak langsung dengan cairan tubuh tikus.
  • Mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.

Virus Hanta memang berbahaya, namun bisa dicegah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari kontak dengan hewan pengerat. Kewaspadaan ekstra diperlukan saat membersihkan area tertutup atau daerah yang sering dikunjungi tikus. Bila mengalami gejala seperti demam tinggi, sesak napas, dan nyeri otot setelah kontak dengan tikus, segera cari pertolongan medis.

BACA JUGA:  RSUD Sulbar Luncurkan MALABBI, Layanan Terpadu untuk Ibu dan Bayi Baru Lahir

Kementerian Kesehatan juga mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala yang mencurigakan setelah kontak dengan tikus atau lingkungan yang diduga terkontaminasi.

Meskipun belum ditemukan kasus besar di Indonesia, kewaspadaan tetap diperlukan, terutama di daerah padat penduduk dan tempat-tempat yang rentan terhadap infestasi tikus. (*)