Keseruan Gerobak Race di Fesitval Kayumaloa Pasangkayu

ekspossulbar.com, PASANGKAYU — Lomba Gerobak Sapi (Gerobak Race) di pantai Koa-Koa, Dusun Kayumaloa Desa Polewali Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar), dalam acara Festival Kayumaloa, berlangsung meriah, Sabtu 8 September.

Lomba yang dibuka langsung oleh Bupati Pasangkayu Agus Ambo Djiwa ini, dibanjiri oleh pengunjung yang berasal dari masyarakat setempat serta masyarakat dari berbagai penjuru Pasangkayu. Mereka memadati arena lomba.

Keseruan terjadi sesaat setelah peserta lomba meninggalkan garis start. Sapi pacuan sulit dikendalikan, nyaris menyeruduk para penonton, sontak masyarakat yang memadati garis pembatas berhamburan.

BACA JUGA:  Empat Pilar Kebangsaan, Membangun Generasi Emas Indonesia

Namun kejadian itu menjadi kelucuan tersendiri bagi para masyarakat. Karena setelah itu sapi pacuan kembali bisa dikendalikan oleh joki masing-masing. Penonton kembali memadati garis pembatas menyaksikan race hingga mencapai finish.

Festival Kayumaloa ini sendiri menyelenggarakan dua lomba yakni lomba perahu Katinting (Katinting Race) dan Gerobak Race. Memperebetkan hadiah uang tunai dengan total Rp. 31 juta. Total peserta yang terdaftar yakni untuk Gerobak Race sebanyak 35 orang, dan Katinting Race sebanyak 27 orang.

BACA JUGA:  Empat Pilar Kebangsaan, Membangun Generasi Emas Indonesia

Bupati Pasangkayu Agus Ambo Djiwa mengaku amat mengapresiasi Festival Kayumaloa ini. Kata dia, akan menjadi ajang promosi budaya dan wisata Pasangkayu. Pelaksanaan Festival ini akan rutin dilaksanakan tiap tahunnya.

“ Saya berharap pelaksanaan tahun mendatang bisa lebih dibuat meriah, kemudian partisipasi masyarakat bisa semakin meningkat. Saya harap ada sinergitas antara Pemkab dan Pemerintah Desa untuk menyukseskan kegiatan ini kedepan” harapnya.

BACA JUGA:  Empat Pilar Kebangsaan, Membangun Generasi Emas Indonesia

Kedatangan bupati diarena festival ini sendiri disambut secara meriah oleh gelaran tradisional Pa’ Rabana dan Sayyang Pattu’du’ (kuda menari). Kedua tampilan tradisional itu merupakan salah satu budaya khas Sulbar. Di penyambutan itu Agus Ambo Djiwa menaiki kuda menari dan diarak hingga ke panggung acara. (has)