Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Ragam » Peternak Waspada Kasus Lumpy Skin Disease pada Hewan Ternak

Peternak Waspada Kasus Lumpy Skin Disease pada Hewan Ternak

  • account_circle Ekspos Sulbar
  • calendar_month Sel, 13 Jun 2023
  • comment 0 komentar

KOTA BANDUNG —  Lumpy Skin Disease (LSD) atau cacar sapi/kerbau merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang utamanya menyerang hewan sapi. Penyakit ini dicirikan dengan adanya benjolan pada kulit sapi.

Virus penyebab LSD termasuk dalam genus Capripoxvirus yang ditularkan melalui antropoda, terutama serangga penghisap darah (lalat, nyamuk, caplak),  pakan dan air yang terkontaminasi, serta penularan langsung melalui saliva, sekresi hidung, dan air mani.

Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat Supriyanto, LSD hanya menyerang sapi dan kebau karena hewan tersebut merupakan spesies yang paling rentan tertular LSD virus (LSDV). Virus tersebut memiliki reseptor spesifik pada sel dalam tubuh sapi yang menyebabkan virus dapat masuk dan bereplikasi di dalam tubuh.

“Hewan lain kemungkinan tidak memiliki reseptor spesifik yang dibutuhkan oleh virus untuk menginfeksi sel secara efektif. Sapi merupakan host utama dan paling rentan terserang LSD, spesies lain seperti kerbau air dan ruminansia liar. Namun, kambing dan domba dilaporkan resisten terhadap infeksi LSDV,” ucap Supriyanto, Senin (12/6/2023)

Menurut Supriyanto, penyakit ini menyebabkan timbulnya benjolan atau bintik-bintik pada kulit hewan yang tertular. Yang diawali dengan bintik-bintik tersebut kecil dan keras, tetapi secara bertahap tumbuh ukurannya dan menjadi lembut serta berisi cairan.

“Kulit di atas bintik-bintik tersebut dapat menjadi merah, membengkak, dan akhirnya mengalami ulserasi, yang kemudian dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder,” kata Supriyanto.

“LSD dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan karena menurunkan produksi susu, penurunan berat badan, menurunkan fertilitas, dan kematian dalam kasus-kasus yang parah,” imbuhnya.

Supriyanto memaparkan bahwa LSD tidak lebih berbahaya dibanding dengan dampak PMK. Sebab, PMK memiliki tingkat penularan lebih tinggi, lebih cepat, dan dapat menyebabkan kerugian ekonomi baik secara domestik maupun internasional (perdagangan ternak dan produk hewan).

“Sapi yang terinfeksi LSD dapat diberikan obat untuk mengurangi gejala penyakit seperti demam dan nyeri pada kulit. Pengobatan ini dapat membantu sapi untuk mempercepat pemulihan dan meningkatkan daya tahan tubuhnya,” jelasnya.

Supriyanto menyatakan bahwa kasus LSD terdeteksi sudah masuk Jabar. Menurutnya, terdapat satu kabupaten/kota Zero Reported Case (Kota Bandung), dan 9 kabupaten/kota memiliki kasus aktif di bawah 50 kasus. “Lima kabupaten/kota memiliki kasus aktif di bawah 50–100 kasus, 12 kabupaten/kota memiliki kasus aktif tertinggi,” ucapnya.

Menurut Supriyanto, antisipasi yang sudah dilakukan Jabar adalah melakukan KIE ke masyarakat serta Dinas Kabupaten/Kota, serta melakukan upaya-upaya untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi LSD.

“Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Barat juga telah mendistribusikan obat-obatan dan desinfektan untuk digunakan di kabupaten/kota se-Jawa Barat,” kata Supriyanto.

“Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menerima 90.000 dosis vaksin Lumpy Skin Disease dari Kementerian Pertanian yang telah didistribusikan ke kabupaten/kota di Jawa Barat. Untuk tenaga vaksinator di Jawa Barat terdapat 917 petugas yang terdiri dari 282 orang medik veteriner, 362 orang paramedik veteriner, dan 273 orang inseminator,” tambahnya.

Supriyanto menyatakan, untuk menekan kasus LSD, pihaknya telah melakukan pengawasan lalu lintas ternak yang masuk ke wilayah Jawa Barat, yaitu dengan melakukan pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan klinis oleh petugas pada ternak yang melewati check point Jawa Barat.

“Kita juga telah melakukan distribusi vaksinasi dari Provinsi Jawa Barat ke kabupaten/kota se-Jawa Barat dengan menjaga rantai dingin, petugas provinsi dapat mengantarkan ke kabupaten/kota atau petugas kabupaten/kota mengambil ke provinsi,” ucapnya.

“Dosis yang didistribusikan sebanyak 74.600 dari 90.000 dosis, dan hingga saat ini distribusi masih berlangsung,” tambahnya.

Supriyanto memastikan bahwa daging dari sapi yang pernah terserang LSD aman untuk dikonsumsi apabila karkas dan organnya normal atau tidak menunjukkan perubahan. Apabila karkas dan daging mengalami kelainan, dilakukan penyayatan dan pemisahan.

Jika karkas dan organ dari hewan menunjukkan adanya infeksi sistemik seperti pembesaran kelenjar, pendarahan di berbagai organ, adanya perubahan warna menjadi kekuningan maka daging tersebut tidak layak untuk dikonsumsi dan harus dimusnahkan.

“Kita juga meminta peternak dapat berhati-hati saat membeli ternak baru, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada petugas kesehatan hewan setempat sebelum me-lalu-lintas-kan hewan. Peternak juga perlu untuk menjaga kebersihan sekitar kandang, memperhatikan asupan makan dan air minum ternak, serta memperhatikan kesehatan ternak. Peternak dapat segera melaporkan apabila menemukan gejala ternak yang sakit ke petugas kesehatan hewan setempat,” tuturnya.

Supriyanto mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu ragu untuk berkurban. Menurutnya, pilih ternak yang sehat dan memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan yang ditandatangani oleh dokter hewan setempat. Untuk ternak sapi, masyarakat dapat memilih ternak yang memiliki eartag penandaan nasional dan untuk kambing dapat memilih ternak yang memiliki tanda sehat.

“Masyarakat dapat melaksanakan kurban sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 34 Tahun 2023 tentang Hukum dan Panduan Pelaksanaan Ibadah Kurban saat Merebaknya Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) dan Antisipasi Penyakit Peste Des Petits Ruminants (PPR) pada Hewan Kurban,” ucap Supriyanto.

  • Penulis: Ekspos Sulbar

Rekomendasi Untuk Anda

  • Efisienkan Anggaran, Wali Kota Makassar: Mulai 2026 Pemkot Tidak Lagi Beli Mobil Dinas

    Efisienkan Anggaran, Wali Kota Makassar: Mulai 2026 Pemkot Tidak Lagi Beli Mobil Dinas

    • calendar_month Sel, 26 Agu 2025
    • account_circle Dhamar
    • visibility 50
    • 0Komentar

    EKSPOSSULBAR.CO.ID, MAKASSAR — Pemkot Makassar tidak akan lagi membeli mobil dinas. Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin ingin mengefisienkan anggaran. Namun, efisiensi anggaran itu bukan berarti para pejabat atau pimpinan SKPD tidak akan mendapatkan kendaraan dinas (randis). Rupanya, Pemkot Makassar akan bertransformasi dari randis berbahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan listrik berbasis baterai. Bukan hanya untuk […]

  • Lanjutkan Gerakan Sapaan dan Obrolan Pagi Pasca Cuti Lebaran, Plh Sekprov Herdin Pacu Kinerja OPD

    Lanjutkan Gerakan Sapaan dan Obrolan Pagi Pasca Cuti Lebaran, Plh Sekprov Herdin Pacu Kinerja OPD

    • calendar_month Rab, 9 Apr 2025
    • account_circle Ekspos Sulbar
    • visibility 41
    • 0Komentar

    EKSPOSSULBAR.CO.ID, MAMUJU – Plh. Sekprov Sulbar Herdin Ismail rutin melakukan Gerakan Sapaan dan Obrolan Pagi di sejumlah OPD, selain memperkuat silaturahmi juga mendorong semangat kerja setiap pegawai lingkup Pemprov Sulbar. Terlihat Plh. Sekprov Herdin Ismail kembali melanjutkan Gerakan Sapaan dan Obrolan Pagi bersama pegawai di Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Kominfopers) Sulbar, Rabu, 9 […]

  • Hari Ke-4, Peserta Pelatihan Dasar Manajemen Bencana Jalani Rangkaian Materi Akhir

    Hari Ke-4, Peserta Pelatihan Dasar Manajemen Bencana Jalani Rangkaian Materi Akhir

    • calendar_month Jum, 5 Sep 2025
    • account_circle Ekspos Sulbar
    • visibility 39
    • 0Komentar

    EKSPOSSULBAR.CO.ID, MAMUJU – Pelatihan Dasar Manajemen Bencana yang diselenggarakan oleh BPSDMD Provinsi Sulawesi Barat kembali berlanjut memasuki hari ke-4. Sebanyak 40 peserta yang merupakan Aparatur Sipil Negara lingkup Pemprov Sulbar mengikuti kegiatan ini secara daring, Kamis, 4 September 2025. Pada hari keempat, peserta mendapatkan rangkaian materi yang meliputi Manajemen Pemulihan Bencana (Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca […]

  • Resmikan Jembatan Gantung Simpay Asih, Ridwan Kamil: Ekonomi Warga Bisa Meningkat

    Resmikan Jembatan Gantung Simpay Asih, Ridwan Kamil: Ekonomi Warga Bisa Meningkat

    • calendar_month Sel, 10 Mei 2022
    • account_circle Ekspos Sulbar
    • visibility 114
    • 0Komentar

    KABUPATEN BANDUNG — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikan Jembatan Gantung Simpay Asih di Kabupaten Bandung, Selasa (10/5/2022). Jembatan yang menghubungkan Desa Resmitinggal (Kecamatan Kertasari) dan Desa Sukarame (Kecamatan Pacet) tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar. ”Yang namanya jembatan gantung itu menyambungkan ekonomi yang tadinya jembatan bambu banyak roboh kesapu air. Dibangun […]

  • Pemkab-Kejari Pasangkayu Kerjasama Sukseskan Program Replanting

    Pemkab-Kejari Pasangkayu Kerjasama Sukseskan Program Replanting

    • calendar_month Kam, 24 Sep 2020
    • account_circle Ekspos Sulbar
    • visibility 114
    • 0Komentar

    ekspossulbar.com,PASANGKAYU– Pemkab Pasangkayu dan Kejari Pasangkayu membangun kerjasama dalam rangka menyukseskan program replanting sawit di kabupaten paling utara Sulbar ini. Kejari Pasangkayu melakukan pendampingan hukum dalam pelaksanaan program replanting sawit itu. Bupati Agus Ambo Djiwa mengaku mengapresiasi kerjasama dengan Kejari Pasangkayu. Sehingga pelaksanaan program replanting tepat sasaran dan terhindari dari penyalahgunaan. Kata dia, program replanting […]

  • Pemkab Pasangkayu Gelar Konsultasi Publik RPJMD 2021-2026

    Pemkab Pasangkayu Gelar Konsultasi Publik RPJMD 2021-2026

    • calendar_month Rab, 7 Apr 2021
    • account_circle Ekspos Sulbar
    • visibility 82
    • 0Komentar

    ekspossulbar.com,PASANGKAYU– Pemkab Pasangkayu menggelar forum konsultasi publik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026, Rabu 7 April. Forum yang berlangsung diruang pola kantor bupati itu, dibuka langsung oleh Wakil Bupati (Wabup) Pasangkayu Herny Agus. Sebagai pembicara Sekkab Firman dan via virtual akademisi Unhas Prof. Agus Salim. Hadir sejumlah anggota DPRD dan para pimpinan OPD. Wabup […]

expand_less