Hal lain adalah kekacauan yang sempat terjadi dalam penjemputan jemaah haji usai melaksanakan wukuf sebagai puncak berhaji di Padang Arafah untuk melanjutkan perjalanan melontar jumrah di Muzdalifah dan Mina. Pemerintah Indonesia untuk musim haji 2023 telah menyewa 1.470 unit bus berkapasitas 47 kursi dari raksasa transportasi Saudi, Saptco, untuk membawa ratusan ribu jamaah dari penginapan mereka untuk keperluan wukuf dan melontarkan jumrah serta membawa pulang ke hotel masing-masing di Makkah.
Tetapi dalam praktiknya, jemaah Indonesia nyaris terlantar akibat bus yang semestinya membawa mereka ke Makkah terlambat tiba. Saat wukuf, banyak jemaah Indonesia yang tidak tertampung di dalam tenda, ditambah lagi minimnya fasilitas kamar mandi dan buruknya distribusi makanan sehingga membuat jemaah kelaparan dan letih.
Menag menyatakan, Pemerintah Indonesia telah melayangkan surat protes kepada Saudi atas kinerja kontraktor penyedia layanan (Mashariq). Nazaha selaku lembaga antikorupsi Pemerintah Saudi telah turun untuk menyelidiki kecerobohan yang dilakukan Mashariq, terkait penyediaan layanan kepada para jamaah haji Indonesia ketika melakukan wukuf dan melempar jumrah.
Hasilnya, Nazaha Saudi menemukan adanya sejumlah kekurangan pelayanan yang mestinya dilakukan Mashariq. Selain itu, ikut disorot mengenai jadwal penerbangan pesawat untuk membawa jemaah ke tanah suci dan fase pemulangan ke tanah air.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief mengatakan, semua masih dipelajari. Kemenag sedang mempertimbangkan apakah jadwal terbang landai di awal, kemudian meninggi ketika masuk jadwal padat pengiriman atau pemulangan di pertengahan, dan selanjutnya kembali melandai di akhir musim haji.
Kemenag juga akan mengevaluasi masa tinggal para jemaah di Makkah dan Madinah. Pemerintah, ucap Hilman, berharap dapat dipersingkat dan tidak lagi lama seperti tahun-tahun sebelumnya. “Tapi semua tergantung dengan regulasi yang ada di Pemerintah Saudi,” kata Hilman.
Sementara itu, Koordinator Media Center Haji Petugas Penyelenggara Ibadah Haji, Dodo Murtado dalam keterangannya seperti dikutip dari website Kemenag menjelaskan bahwa Indonesia mendapatkan kuota jemaah haji dari Pemerintah Saudi sebanyak 221.000 orang, terdiri atas 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus. Indonesia juga mendapat kuota tambahan sebanyak 8.000 orang meliputi 7.360 jemaah haji reguler dan 640 jemaah haji khusus. Total, ada 210.680 kuota jemaah haji reguler dan 18.320 orang untuk haji khusus.