News  

Rakor TPID dan TP2DD, Bapperida Sulbar Tegaskan Komitmen Perkuat Ketahanan Pangan dan Digitalisasi Daerah

Dalam rakor tersebut, Bank Indonesia memaparkan bahwa inflasi Sulbar diperkirakan tetap di bawah 3,5% hingga akhir tahun. Komoditas seperti ikan laut dan telur ayam ras menjadi pemicu kenaikan harga, sementara tomat, cabai, dan beras justru memberi efek penurunan.

Untuk itu, Bank Indonesia menekankan perlunya pendekatan yang adaptif:
• Jangka pendek: Menjaga kelancaran distribusi dan memperkuat komunikasi publik agar masyarakat memahami dinamika harga.
• Jangka menengah: Mendorong pencetakan sawah baru dan memperkuat sistem pasokan lokal sebagai fondasi ketahanan pangan.

Selain itu, Dadjwi menyebut Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) Sulbar menunjukkan capaian yang menggembirakan, sesuai paparan Bank Indonesia. Namun, pemanfaatan kanal digital seperti QRIS dan mobile banking masih terbatas, terutama dalam pembayaran pajak dan retribusi.
Dadjwi menyoroti perlunya pendekatan yang lebih humanis dan kreatif:
• Integrasi sistem digital antar instansi.
• Kampanye literasi digital berbasis budaya lokal.
• Optimalisasi kanal pembayaran non-tunai di sektor publik.
“Digitalisasi bukan sekadar soal teknologi, tapi soal membangun kepercayaan dan kebiasaan baru. Kita perlu menjadikan transaksi digital sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat Sulbar,” tutupnya.

BACA JUGA:  Edukasi Kuliner, TP PKK Sulbar Sambut Akademi ABC di Mamuju

Sementara itu, Kepala Bapperida Sulbar, Junda Maulana menyampaikan, kehadiran Bapperida Sulbar dalam Rakor ini sebagai wujud komitmen dukungan pada Visi Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga untuk Sulawesi Barat Maju dan Sejahtera, serta Misi Pertama mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. (Rls)