Teknologi: Alat Netral yang Ditentukan oleh Tangan Manusia

gambar ilustrasi.

DI tengah pesatnya perkembangan zaman, saat ini teknologi menjelma menjadi kekuatan luar biasa yang mampu mengubah hampir setiap aspek kehidupan manusia. Dari cara kita bekerja, berkomunikasi, hingga berpikir, semuanya itu tak lepas dari sentuhan teknologi.

Namun, kecanggihannya di balik itu, ada satu hal yang perlu kita sadari adalah teknologi hanyalah alat. Ia tidak memiliki kehendak, moral, atau arah. Manusialah yang menentukan akan dibawa ke mana ia melaju, ataukah menuju pembangunan atau kehancuran.

Netralitas teknologi

Teknologi itu sendiri bersifat netral. Seperti sebuah pisau yang dapat digunakan untuk memotong sayuran, tapi juga bisa melukai seseorang. Media sosial dapat menyebarkan edukasi dan kepedulian, namun di sisi lainjuga bisa menjadi ladang hoaks, ujaran kebencian, bahkan sarana perselingkuhan.

BACA JUGA:  Tontonan Digital dan Ancaman Terhadap Pola Pikir Anak

Sedangkan kecerdasan buatan mampu membantu diagnosis medis dengan cepat, namun juga bisa dimanfaatkan untuk manipulasi data dan penyebaran propaganda. Segala dampak baik positif maupun negatif itu lahir bukan dari teknologinya, melainkan dari niat dan tindakan penggunanya.

Tanggung jawab etis manusia

Inilah mengapa diperlukan tanggung jawab moral yang tidak bisa dibebankan pada teknologi itu sendiri. Kitalah yang harus membimbing arah penggunaannya. Tapi sayangnya, ketika teknologi memberikan kekuasaan yang besar dalam waktu singkat, sebagian manusia tergoda untuk menggunakannya demi kepentingan sesaat, popularitas, atau bahkan kekuasaan. Maka muncullah masalah baru seperti polarisasi sosial, penyalahgunaan data, pelanggaran privasi, dan kerusakan moral.

BACA JUGA:  APBD Sulbar 2024: Ranperda Pertanggungjawaban Diserahkan Gubernur Suhardi Duka ke DPRD

Membangun dengan teknologi

Kita juga menyaksikan sisi lainnya, bagaimana teknologi digunakan untuk membangun dunia yang lebih baik. Aplikasi donasi dan solidaritas sosial, pendidikan daring yang menjangkau pelosok, platform diskusi ilmiah, hingga inovasi medis yang menyelamatkan nyawa. Semua itu lahir karena ada orang yang memilih menjadikan teknologi sebagai alat kemanusiaan, bukan sekadar komoditas atau kekuasaan.

Penutup: Pilihan ada di tangan kita

Kita tidak bisa menghindari akan kemajuan teknologi, dan memang tidak seharusnya. Kita juga bisa tetap menggunakan, tetapi seharusnya kita dapat mengendalikannya. Untuk mendidik generasi muda agar tidak hanya melek digital, tetapi juga melek etika. Mendorong pembuat kebijakan agar tidak hanya memfasilitasi inovasi, tapi juga mengatur penggunaannya secara adil. Dan sebagai individu, kita pun dituntut untuk terus bertanya, apakah tindakan kita memperkuat nilai kemanusiaan, atau justru merusaknya?

BACA JUGA:  Bapperida Sulbar Laporkan Capaian Pengentasan Kemiskinan Semester I Tahun 2025

Sebab pada akhirnya, teknologi hanyalah sebuah alat. Ia tidak dapat memilih jalannya sendiri. Kitalah yang harus mengarahkannya, untuk membangun masa depan ataukah menggali jurang kehancuran.

OLEH: Chalid M.