Air Terjun Kastabuana, ‘Surga’ Alam Pasangkayu Yang Tersembunyi

Penulis : Hasnur

Seorang bocah nampak melompat dari dinding batu, menuju kolam Air Terjun Kasta Buana

Bentang alam Kabupaten Pasangkayu yang terletak dekat garis khatulistiwa begitu kaya akan berbagai sumber daya. Tanah bagian pesisirnya datar, luas dan subur. Membentang dari Kecamatan Dapurang dibagian selatan hingga ke Kecamatan Sarjo bagian utara.

Sementara bagian jauh kedaratan lainnya, berbukit-bukit, berhutan lebat. Menjadikannya bagian yang menyimpan berbagai potensi alam. Diantaranya potensi wisata, selerti wisata goa, hingga wisata air terjun.

Salah satu wisata air terjun yang cukup indah nan alami yakni Air Terjun Kastabuana. Dinamakan demikian karena letaknya yang berada diwilayah Desa Kastabuana, Kecamatan Bulutaba.

Nampak Air Terjun Kastabuana melewati bebatuan yang beringkat

Air Terjun Kastabuana, satu dari beberapa air terjun yang ada di Pasangkayu. Memang orang belum mengenalnya secara luas. Namun pemandangan alam yang tersaji disana bisalah diadu dengan keindahan wisata-wisata air terjun yang sudah lebih dulu populer di Indonesia, bahkan dunia.

Bagaimana tidak, air terjun itu bak ‘surga’ tersembunyi ditengah rimba Pasangkayu. Pemandangan disana sungguh mampu menghipnotis serta memanjakan mata pengunjung. Memang ketinggian air terjun hanya sekira sepuluh meter, namun memiliki model yang begitu eksotik. Menyajikan beberapa spot wisata yang dapat dinikmati oleh pengunjung.

Air Terjun Kastabuana memiliki model bertingkat, dialiri air jernih yang tidak begitu deras. Pada tingkat pertama aliran air terjun yang bersumber dari sungai kecil dihutan bukit Kastabuana itu jatuh menghempas bebatuan karang raksasa dibawahnya dengan ketinggian sekira tiga meter. Membentuk sebuah kolam air yang tidak terlalu luas dan dalam.

Nampak pengunjun duduk dibebatuan ditepi kolam Air Terjun Kastabuana

Kemudian, luapan air yang tidak bisa lagi tertampung pada kolam kecil itu, meluber dan tumpah kebawah menghasilkan aliran air terjun tingkat selanjutnya dengan ketinggian sekira tiga meter pula. Pun menghempas batuan cadas yang ada dibawahnya.

Saking sudah sekian lamanya ditimpa air terjun, batu cadas itu membentuk sebuah kolam lagi. Tapi kolam ditingkat kedua ini cukup luas dan dalam. Bermodel melingkar dengan diameter sekira enam meter. Kedalaman sekira dua setengah meter.

Kolam alami yang terbentuk dari cekungan batu menyerupai sebuah mangkuk raksasa itu memiliki air yang begitu sejuk dan jernih kebiru-biruan. Sangat cocok sebagai tempat permandian bagi pengunjung. Ditambah bunyi gemercikan air terjun, membawa suasana kedamaian tersendiri bagi yang mendengarnya.

Keberadaan kolam yang nampak terletak dipertengahan dari ketinggian air terjun, semakin menambah daya tarik. Banyak pengunjung menceburkan diri disana. Berenang-renang kecil, ataupun sekedar menyegarkan tubuh dengan sejuknya air. Tidak sedikit pula ada yang hanya duduk-duduk ditepian kolam yang terbuat dari batuan itu. Sembari menyaksikan kegembiraan keluarga yang bermandian dikolam.

Namun ada spot lain disana yang paling banyak mengundang daya tarik di kolam kedua, yakni dua buah dinding batu raksasa yang berdiri tegak setinggi sekira empat meter disamping kiri dan kanan kolam. Menjorok keluar mengikuti tepi perbukitan tempat air terjun.

Bagian atas kedua dinding air terjun ini sering menjadi tempat uji nyali sekaligus unjuk kebolehan pengunjung. Dari ketinggian itu, pengunjung dapat loncat salto kebawah hingga mencebur kekolam. Beberapa pengunjung yang melakukanya tidak menampakan raut kesakitan, malah sunggingkan senyum kepuasan.Padahal apa yang dilakukan cukup mengerikan bagi sebagian pengunjung lain.

” Saya baru pertama kali datang kesini dan saya sangat terkesima dengan keindahan air terjun ini. Jarang ada air terjun bertingkat dan memiliki kolam alami. Posisinyapun unik, seakan berada ditengah dari ketinggain air terjun. Apa lagi juga ada wahana alami, tempat pengunjung menguji nyali” terang salah seorang pengunjung Air Terjun Kastabuana, Haris, sembari tersenyum, Selasa 26 Juli 2022.

Sementara, luapan air dari kolam kedua selanjutnya jatuh ketingkat paling bawah, kemudian mengalir dibebatuan yang seterusnya membentuk sungai kecil berkelok yang entah ujungnya dimana.

Beberapa orang pengunjung nampak asik duduk menikmati Air Terjun Kastabuana

Selaian pemandangan air terjun yang jatuh dibebatuan bertingkat, spot wisata yang juga tersaji disana yakni pemandangan hutan asri nan alami, menyelimuti bukit Air Terjun Kastabuana. Belum banyak terjamah oleh tangan manusia. Sesekali dari dalam hutan yang ditumbuhi pepohonan besar menjulang tinggi itu, terdengar kicuan burung ataupun bunyi-bunyian hewan lain yang ada disana.

Tentu semakin mendukung susana santai pengunjung. Ditambah, daerah sekitar air terjun bagian bawah terdapat tanah datar yang teduh, cocok jadi tempat kumpul bersama keluarga sembari menggelar tikar.

Namun rupanya, tidak hanya sebatas wisata alam, disana pengunjung juga dapat melakukan wisata kuliner jika sedang beruntung. Pengunjung dapat menikmati legitnya buah durian yang berasal dari kebun-kebun warga disekitar. Dapat diperoleh dengan harga murah. Namun tentu, itu dapat dinikmati hanya ketika musim durian tiba.

” Saya sangat puas berkunjung ke air terjun ini. Air Terjun Kastabuana, bisa menjadi salah satu objek wisata yang direkomendasikan di Pasangkayu” terang salah seorang pengunjung lainya, Abdi.

Jika ingin berwisata ke Air Terjun Kastabuana, lebih seru jika bersama keluarga. Sembari membawa perbakalan makanan, untuk dinikmati sehabis puas bermandian di kolam air terjun. Nikmatnya pasti tak terhingga. Kepenatan yang timbul selama perjalanan bakal terbayar tuntas.

Untuk sampai ke Air terjun Kastabuana ini sendiri pengunjung harus menempuh perjalanan sekira 45 menit dari jalan poros trans sulawesi di Desa Singgani, Kecamatan Lariang. Kemudian melewati beberapa desa masuk kedalam perkebunan sawit. Desa yang dilalui sebelum mencapai spot wisata itu, yakni Desa Kenangan, Parabu, Lilimori, Lelejae, dan terakhir Desa Kastabuana.

Jalan menuju air terjun memang tidak terlalu mulus, hanya sebagian yang beraspal. Selebihnya badan jalan dilapisi material sirtu (pasir batu). Nampaknya butuh perhatian serius dari pihak terkait, guna pembenahannya. Agar objek wisata itu semakin mudah diakses dan semakin ramai pengunjung. Sepanjang perjalanan, pengunjung akan disuguhi pemandangan perkebunan sawit yang tumbuh berjejer rapi.(*)