Langkah Strategis Pemprov Sulbar: Rapat Koordinasi Transportasi Udara untuk Dongkrak Ekonomi Daerah

EKSPOSSULBAR.CO.ID, MAMUJU – Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Suhardi Duka (SDK), memimpin rapat koordinasi optimalisasi penggunaan layanan transportasi udara.

Kegiatan yang dihadiri sejumlah instansi vertikal dan bupati di Sulbar, berlangsung di ruang oval lantai III Kantor Gubernur Sulbar, Senin, 16 Juni 2025.

Gubernur Sulbar mengungkapkan, rapat koordinasi tersebut bertujuan untuk menyamakan persepsi terkait optimalisasi layanan transportasi udara.

“Tadi ini, kita rapat koordinasi, kita undang semua, bahkan lewat zoom juga kita undang untuk menyamakan persepsi untuk kita subsidi Batik Air,” kata Gubernur Suhardi Duka.

BACA JUGA:  Meski Hari Libur, Gubernur Suhardi Duka Tuntaskan Administrasi Job Fit 20 Pejabat Sulbar

Menurutnya, semua pihak memberikan support terhadap langkah strategis yang diambil.

“Pada prinsipnya, semua memberikan support, karena memang kita sadari inflasi naik, investasi nggak ada yang mau datang, pejabat juga tidak mau dengan menggunakan baling-baling,” ungkapnya.

Bahkan, kata SDK, langkah yang dilakukan sangat disyukuri oleh instansi vertikal di Sulbar yang memiliki mobilisasi tinggi.

BACA JUGA:  Pemprov Sulbar Gelar Pasar Murah Jelang Idul Adha, Stabilkan Harga Pangan di Bawah Inflasi Nasional

“Kadang kala mereka Jumat ke Jakarta atau Makassar karena keluarganya di sana. Minggu kembali, masuk kerja kembali hari senin,” ujar SDK.

Ia pun menekankan, seluruh ASN dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) di Sulbar harus menggunakan Batik Air, saat bepergian ke luar daerah.

“Pemkab, ada di empat kabupaten, pasti semua menggunakan batik, kecuali Pasangkayu tidak bisa dipaksa karena jauh. Swasta pasti (menggunakan batik air),” tuturnya.

BACA JUGA:  Pemprov Sulbar Siapkan Rp100 Miliar: Gaji ASN Cair 1 Juni, Disusul Gaji 13 dan TPP pada 3 Juni

Sementara itu, Anggota DPRD Sulbar, Syamsul Samad menilai, langkah yang dilakukan Pemprov Sulbar sangat luar biasa.

“Jadi, kebijakan ini saya kira adalah kebijakan yang sangat responsif. Di mana, kita tahu kalau penerbangan nggak ada, itu juga berdampak pada orang-orang yang datang ke Sulbar pastinya kurang dan berdampak pada inflasi,” pungkas Syamsul Samad. (Rls)