“Filosofi Passapu ini sesungguhnya menutup kepala (Destar). Para orang tua dulu jika tidak menggunakan passapu dianggap kurang sopan,” ungkap pegiat budaya Sahabuddin Maganna, Minggu 17 Agustus 2025.
Selain itu, Passapu ini hampir semua kalangan menggunakannya, baik itu masyarakat biasa, adat, maupun pemerintah.
Passapu ini melambangkan kegagahan dan keteguhan hati, ukurannya juga tidak tinggi karena melambangkan kesopanan.
“Dengan demikian, Passapu itu bukan hal baru, siapa pun bisa menggunakannya,” tandasnya. (Rls)