Salah satu peserta, Awaluddin A dari Bapperida Sulbar, menekankan pentingnya integrasi mitigasi bencana dalam perencanaan pembangunan daerah.
“Tidak hanya soal tanggap darurat, tetapi setiap perencanaan pembangunan harus memperhitungkan potensi risiko bencana. Dengan begitu, pembangunan tetap berjalan meski daerah menghadapi bencana,” jelasnya.
Kepala Bapperida Sulbar, Junda Maulana, menyambut baik keterlibatan stafnya dalam pelatihan ini. Ia berharap para peserta dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh untuk memperkuat strategi mitigasi di Sulawesi Barat.
“Kami ingin pembangunan daerah tetap berkelanjutan, bahkan dalam kondisi darurat sekalipun,” ujarnya.
Dengan adanya pelatihan ini, ASN Sulbar diharapkan mampu menyusun dokumen rencana kontijensi yang terstruktur, terintegrasi, dan responsif, sehingga mampu menghadapi berbagai potensi bencana dengan lebih siap dan profesional. (Rls)