“Produksi jagung terlihat cukup baik, dan kami sudah bersiap untuk menyerap hasil panen yang akan datang,” tambahnya.
Lebih lanjut, laporan dari United States Department of Agriculture (USDA) memperkirakan produksi beras Indonesia akan meningkat menjadi 34,6 juta ton, naik dari sebelumnya 30 juta ton. Angka ini memperkuat keyakinan terhadap ketahanan pangan nasional yang semakin membaik.
Amran menekankan bahwa data yang digunakan berasal dari sumber resmi seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bulog. “Semua data berasal dari BPS dan Bulog, bukan dari Kementerian Pertanian sendiri. Kita harus mempercayai data resmi,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo dan jajaran juga membahas langkah strategis penguatan infrastruktur pertanian. Salah satu fokusnya adalah rehabilitasi irigasi di lahan pertanian seluas 2 juta hektare. Proyek ini akan dilakukan bersama Kementerian PUPR dan ditargetkan mulai dikerjakan tahun ini.
“Kami sudah sepakat, dan insyaallah pekerjaan ini dimulai tahun ini,” ujar Amran.
Pertemuan ini menegaskan komitmen pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo untuk memperkuat ketahanan pangan nasional melalui pendekatan berbasis data dan kolaborasi antarlembaga. (*)