“Program MBG merupakan inisiatif strategis pemerintah untuk meningkatkan gizi masyarakat. Namun, keberhasilannya juga bergantung pada kesiapan kita dalam mengantisipasi risiko kesehatan yang mungkin timbul. Melalui penguatan SKDR, kita memastikan bahwa setiap potensi KLB bisa terdeteksi lebih cepat dan tertangani secara tepat,” ujar dr. Nursyamsi.
Ia menambahkan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan sistem ini. Dengan sinergi antara petugas surveilans, promkes, kesling, dan labkes, diharapkan pelaksanaan program MBG dapat berjalan aman, higienis, dan sesuai standar kesehatan.
Melalui sosialisasi ini, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat berkomitmen memperkuat fungsi deteksi dini dan respon cepat di lapangan.
Beberapa manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini antara lain:
• Risiko terjadinya KLB akibat konsumsi makanan bergizi gratis dapat ditekan melalui deteksi dini dan respon cepat.
• Terbentuknya sistem koordinasi lintas program dan lintas sektor yang efektif dalam mendukung keberlanjutan program MBG secara aman dan sehat.
Dengan langkah ini, pemerintah daerah berharap pelaksanaan Program MBG tidak hanya meningkatkan gizi masyarakat, tetapi juga menjadi bagian dari sistem kesehatan yang tangguh dan adaptif terhadap berbagai tantangan. (Rls)












