Bupati Pasangkayu Lepas Ekspor 15.000 MT Minyak Sawit ke China

ekspossulbar.com, PASANGKAYU— Setelah beberapa bulan yang lalu Bupati Pasangkayu Agus Ambo Djiwa melepas ekspor Palm Kernel Oil (PKO) ke China, kali ini Ia kembali melepas ekspor minyak sawit (RBD Palm Olein) ke negara yang sama. Jumlahnya mencapai 15.000 Metrik Ton (MT).


Pelepasan di lakukan di pelabuhan milik PT. Tanjung Sarana Lestari (TSL), Sabtu 27 April. Hadir pula dalam acara pelepasan itu Kepala Badan Karantina Pertanian Kementrian Pertanian Ir. Ali Jamil, serta sejumlah petinggi PT. AAL areal Celebes I.


Bupati Agus mengaku mengapresiasi adanya ekspor produk turunan dari Crude Palm Oil (CPO) itu. Menandakan Pasangkayu telah menjadi salah satu basis industri buah kelapa sawit. Kata dia, kabupaten paling utara Sulbar ini telah mampu menunjukan eksistensinya di dunia Internasional khususnya di bidang perkebunan.

BACA JUGA:  Empat Pilar Kebangsaan, Membangun Generasi Emas Indonesia


Ia berharap dengan semakin majunya pengelolaan buah sawit di Pasangkayu, dapat berdampak domino terhadap peningkatan kesejehateraan masyarakat. Terutama kepada para petani sawit yang jumlahnya cukup mayoritas.


“ Salah satu penyumbang pendapatan perkapita kita adalah sektor sawit. Sebab sekarang rata-rata masyarakat Pasangkayu telah memiliki kebun sawit. Olehnya dengan adanya pabrik refinery milik PT. TSL ini diharapkan berdampak pada peningkatan harga buah sawit masyarakat” harapnya.


Dalam kesempatan itu Ia juga sedikit menyinggung tentang komuditas sawit yang akan semakin menjajikan kedepan, dengan adanya program Presiden Jokowi yang akan mengelola buah sawit menjadi Biodiesel. Ini akan membuat harga sawit meningkat dan stabil, sebab tidak bergantung lagi pada pasar Internasional.

BACA JUGA:  Empat Pilar Kebangsaan, Membangun Generasi Emas Indonesia


“ Sekarang pemerintah telah mengembangan bahan bakar Biodiesel (B100) dan telah berhasil di uji coba. Jadi kedepan produk olahan buah sawit tidak perlu di ekspor lagi. Akan di kelola dan dimanfaatkan di dalam negeri. Ini akan menjamin harga sawit tetap stabil” terangnya.


Kepala Badan Karantina Pertanian Ir. Ali Jamil, menyampaikan dengan adanya kegiatan ekspor ini menandakan Pasangkayu dan Sulbar pada umumnya memiliki potensi besar untuk pengembangan tanam perkebunan dan pertanian. Ia berharap dapat memicu eksportir milenial untuk melakukan hal serupa terutama untuk komuditas lainnya. Seperti pisang, kakao, jagung, dan komuditas perkebunan dan pertanian lainnya.

BACA JUGA:  Empat Pilar Kebangsaan, Membangun Generasi Emas Indonesia


Sehingga semua komuditas perkebunan dan pertanian di Pasangkayu bisa terpasarkan dengan baik. Ini akan berdampak pada meningkatnya minat masyarakat untuk mengembangkan tanaman perkebunan atau pertanian mereka.


Pemerintah setempat sambung dia, mesti terus mendorong dan mendukung investor lokal dalam pengembangan usaha mereka. Termasuk menyediakan dan melengkapi segala infrastruktur yang dibutuhkan.


“ Kita bersyukur yang di ekspor bukan lagi CPO nya tapi produk turunannya. Sehingga nilai ekonomisnya sudah lebih tinggi. Harapan kita kedepan dengan adanya hal ini, masyarakat kita semakin sejahtera. Sekarang ini kami mendorong akselerasi ekspor komuditas pertanian disemua wilayah Indonesia. Untuk mewujudkan cita-cita kita, Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045” jelasnya.(has)