Wabah Virus Jembrana Diduga Telah Menjangkiti Dua Kecamatan Ini

Pasangkayu,EKSPOSSULBAR.CO.ID– Virus jembrana yang telah mewabah beberapa bulan terakhir di Pasangkayu terus memakan korban. Di Kecamatan Tikke Raya, tiap hari ada saja ternak sapi warga yang mati diduga karena ulah virus ini.

Kepala Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Pasangkayu Abdul Gafur, mengungkapkan laporan resmi yang diterimanya per 21 Juli, sudah sebanyak 105 ekor ternak warga meregang nyawa.

Kini, sambung dia, wabah virus itu ditengarai tidak hanya menjangkiti ternak warga disekitar Desa Makmur Jaya, Kecamatan Tikke Raya, tapi telah menyebar ke kecamatan lain. Disebutkanya di Desa Bambaira, Kecamatan Bambaira, terdapat dua ekor sapi warga mati. Sebelumnya memperlihatkan ciri-ciri telah terjangkit virus jembrana.

BACA JUGA:  Empat Pilar Kebangsaan, Membangun Generasi Emas Indonesia

Kemudian, di Desa Wulai, Kecamatan Bambalamotu, pun terdapat dua ekor sapi warga yang menderita sakit. Timbul pembengkakan dibawah leher, persis ciri sapi yang terjangkit jembrana.

” Setelah kami telusuri kelapangan, ternyata sapi-sapi itu dibeli warga dari wilayah Tikke. Mereka terpengaruh harga murah. Kami sudah imbau masyarakat untuk jangan dulu membeli sapi dari sana, dan peternak segera kandangkan ternaknya, jangan dibiarkan berkeliaran begitu saja” imbuh Abdul Gafur, Kamis 21 Juli.

BACA JUGA:  Empat Pilar Kebangsaan, Membangun Generasi Emas Indonesia

Sementara Bupati Pasangkayu Yaumil Ambo Djiwa, dalam pertemuan lintas sektor membahas wabah virus jembrana ini, memerintahkan OPD terkait untuk segera membentuk posko di Kecamatan Tikke Raya dengan melibatkan pihak-pihak terkait.

Tujuannya, untuk mencegat keluar masuknya hewan ternak dari Tikke Raya. Ia menginginkan hewan ternak disana diisolasi sementara, guna menghindari penyeberan virus jembrana semakin meluas.

BACA JUGA:  Empat Pilar Kebangsaan, Membangun Generasi Emas Indonesia

” Kita segera ambil langkah tegas. Penyebaran virus jembrana harus bisa disetop. Karena jika semakin menyebar secara tidak langsung akan mempengaruhi perekonomian masyarakat. Para kepala desa harus cekatan dan proaktif melaporkan jika ada hewan ternak yang dicuragi terserang virus ini” tegas bupati.(*/)