Dia pun mengharapkan para pejabat yang mengikuti assessment tidak berpikir bahwa nantinya akan tidak difungsikan. Sebab kata dia, assessment bukannya ujian, melainkan penyesuaian karakter pejabat dan jabatan yang akan ditempati.
“Bukan baik atau tidak baik, lulus atau tidak lulus karena ini bukan ujian tapi lebih kepada sesuai nggak, kalau kurang sesuai perlu di improve tapi kalau misalnya orangnya pintar tapi punya karakter kurang bagus nah ini perlu treatment berikutnya. Jadi bukan dimasukkan ke dalam kelompok yang tidak berfungsi,” pungkasnya.
Di hari pertama pelaksanaan assessment, 72 pejabat mengikuti wawancara dan tes wawasan kebangsaan. assessment masih berlanjut hingga Jumat 22 Juli 2022.
Penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik mengatakan, penempatan ASN Pemprov Sulbar belum berbasis kompetensi sehingga perlu melakukan assessment.
“Assessment ini untuk melihat kompetensi dengan begitu kita bisa menghadirkan pemerintahan yang efektif,” terang Akmal. (*)












