Menurut Samsul, dengan pengelolaan yang profesional dan berbasis teknologi, tentu akan sangat membantu dalam pendongkrak PAD. Potensi pasar di Polman, kata dia, sangat besar.
Di Makassar, Perumda Pasar sudah menerapkan sistem pembayaran retribusi pedagang menggunakan QRIS yang terintegrasi dengan aplikasi monitoring.
Dengan begitu, setiap transaksi tercatat sekaligus mampu menekan potensi kebocoran.
Plt Direktur Utama Perumda Pasar Makassar, Ali Gauli Arief menuturkan, digitalisasi di pasar bukan sekadar konsep, tapi harus berjalan dengan monitoring dan evaluasi berkala.
Ali menegaskan, semua pihak seharuanya menjalankan konsep tersebut. “Kalau tidak, akan timbul banyak kesulitan,” tegasnya.
Pimpinan Departemen Produk Digital Bank Sulselbar, Desy Natalia memaparkan, saat ini Polman memiliki modal kuat untuk mengadopsi sistem ini.
Dari data, 64,68 persen penduduknya adalah generasi alfa, Z, dan Y—kelompok yang akrab dengan layanan digital. (*)