- Keterbatasan reagen dan bahan medis habis pakai;
- Pemeliharaan alat dan kalibrasi yang belum maksimal;
- Kebutuhan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi SDM yang ada.
Untuk menjawab tantangan tersebut, pihak Labkesda menyusun rekomendasi jangka pendek yang dapat segera diterapkan, antara lain:
- Melakukan inventarisasi kebutuhan alat dan reagen prioritas berdasarkan jenis layanan yang paling sering digunakan atau paling banyak dicari;
- Menerapkan jadwal pemeliharaan alat sederhana dan pencatatan manual agar umur alat lebih panjang sambil menunggu proses peningkatan dan upgrade;
- Memanfaatkan pendampingan daring dari laboratorium rujukan provinsi lain atau laboratorium pusat sebagai upaya peningkatan kapasitas dan pembinaan teknis jarak jauh.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim, menegaskan bahwa peran laboratorium daerah sangat penting sebagai pengampuh sistem deteksi dini penyakit dan penunjang analisis kesehatan masyarakat.
“Penguatan Labkesda menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat untuk memperkuat sistem kesehatan daerah. Ini sejalan dengan Panca Daya ke-5 Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga, yaitu memperkuat tata kelola pemerintahan yang baik dan akuntabel serta mewujudkan pelayanan dasar dan berkualitas,” ujarnya.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat juga berkomitmen untuk terus mendukung peningkatan kapasitas Labkesda melalui pelatihan tenaga analis, modernisasi alat, serta integrasi pelaporan berbasis data digital agar hasil pemeriksaan dapat lebih cepat, akurat, dan bermanfaat bagi pengambilan kebijakan kesehatan masyarakat. (Rls)












