“Kenapa demikian, karena memang mulai bergerak ekonomi, daya beli mulai naik. kemudian barang ada beberapa yang memicu (inflasi, red), katakanlah bawang merah, bawang putih,” ungkapnya.
Menurut Suhardi Duka, komoditas seperti bawang putih memang belum bisa dipenuhi dari produksi lokal, sehingga rentan menyebabkan fluktuasi harga.
“Memang itu belum mampu kita produksi secara penuh di Sulawesi Barat, utamanya bawang putih. Tapi yang lainnya, mampu kita kendalikan,” tutur Suhardi Duka.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar akan terus berupaya menstabilkan harga dan mendorong produksi untuk menekan tekanan inflasi yang berasal dari bahan pangan impor atau pasokan luar daerah.(Rls)