Ambulance Terapung Untuk Warga Sambas, Kolaborasi Bank Muamalat & BMM

KALBAR, EKSPOSE SULBAR — Sebagai wujud komitmen untuk memfasilitasi layanan kesehatan gratis bagi masyarakat pelosok Indonesia, PT Bank Muamalat Indonesia dan Baitulmaal Muamalat (BMM) berkolaborasi dalam program kesehatan memberikan ambulance terapung untuk warga Sambas, Kalimantan Barat.

Poses penyerahan dan peresmian ambulance terapung kepada warga Sambas dilakukan pada 28 hingga 29 Oktober 2024. Ambulance tersebut dapat digunakan oleh warga untuk mengakses puskesmas terdekat melalui jalur sungai.

Novi Wardi, selaku Direktur Eksekutif Baitulmaal Muamalat mengatakan bahwa program ambulance terapung di Sambas merupakan implementasi ke-8 di Kalimantan Barat.

Menurutnya, ini menjadi bagian dari komitmen Bank Muamalat dan BMM untuk memberikan kemudahan dalam mengakses layanan kesehatan sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat pelosok Indonesia.

BACA JUGA:  Pelaku Penganiayaan di Dusun Palapi Menggunakan Senjata Tajam Ditangkap Polisi

“Saya mewakili tim BMM dan donatur mengucapkan rasa syukur atas keberhasilan implementasi ambulance terapung untuk warga Desa Mekarjaya. Ini menjadi implementasi yang kedelapan di Kalimantan Barat dan murni dari dana kebajikan dan zakat karyawan Bank Muamalat. Doakan kami, Bank Muamalat bisa berkembang dan Baitulmaal Muamalat bisa Istiqomah di jalan kebaikan. Semoga bantuan yang diberikan bisa bermanfaat untuk seluruh warga.” Ujarnya.

PJs Bupati Sambas Marlyna turut menyampaikan rasa terima kasihnya atas pengadaan ambulance terapung untuk warga Sambas.

BACA JUGA:  Polisi Amankan Seorang Kakek di Kalukku Diduga Setubuhi Anak Dibawah Umur

“Ambulance terapung telah tersedia untuk masyarakat Desa Mekarjaya. Rawatlah ambulance ini, silahkan dikelola dengan baik. Terima kasih Bank Muamalat dan BMM, semoga Allah ganti dengan pahala,” ujar Marlyna.

Perlu diketahui, untuk menuju fasilitas kesehatan terdekat, warga Desa Mekarjaya harus menempuh perjalanan sejauh 2 kilometer melalui sungai dengan sampan seadanya, atau melalui jalur darat sejauh 14 kilometer.

Untuk kebutuhan berobat atau melahirkan, warga hanya mengandalkan sampan seadanya karena mayoritas warga hanya berprofesi sebagai petani dan pekerja serabutan, dengan penghasilan Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu perhari.

BACA JUGA:  Serah Terima Bantuan Rahabilitasi Rumah Korban Bencana di Desa Sondoang

Melalui pengadaan ambulance terapung, warga yang ingin berobat ataupun melahirkan dapat ditindak dengan cepat untuk mengurangi risiko penyakit semakin parah ataupun kematian dini pada ibu hamil yang ingin melahirkan.

Proses peresmian ambulance terapung, ditutup dengan penyerahan bantuan beasiswa pendidikan untuk mahasiswa ITEKES Muhammadiyah dan SMK 2 Muhammadiyah, serta bantuan renovasi masjid untuk SMK 2 Muhammadiyah.

Melalui implementasi program ini, Bank Muamalat dan BMM akan terus berkomitmen untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pelosok Indonesia dan kesempatan mengakses pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia di masa depan.