Xiaomi, Oppo, Vivo, dan Honor Mulai Tinggalkan Google: Industri Smartphone China Bergerak Mandiri

Ilustrasi sistem operasi android.

EKSPOSSULBAR.CO.ID, JAKARTA – Sejumlah pabrikan smartphone asal Tiongkok mulai menunjukkan tanda-tanda akan meninggalkan sistem operasi Android dari Google. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar untuk mengurangi ketergantungan terhadap teknologi Barat dan menciptakan ekosistem digital yang lebih mandiri.

Huawei, Xiaomi, Oppo, Vivo dan Honor, lima nama besar pabrikan smartphone China yang kini gencar mengembangkan sistem operasi (OS) buatan sendiri.

Mereka mulai beralih dari Android yang selama ini menjadi fondasi utama perangkat mereka, menuju sistem baru yang dirancang dan dikendalikan secara lokal.

Langkah kolektif ini tak hanya didorong oleh kebutuhan teknologi nasional, tetapi juga sebagai respons terhadap ketegangan geopolitik dan pembatasan akses teknologi oleh pemerintah Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir.

Huawei Pimpin Perubahan dengan HarmonyOS NEXT

Huawei menjadi pelopor dalam pergerakan ini lewat peluncuran HarmonyOS NEXT, sistem operasi generasi terbaru yang sepenuhnya bebas dari basis Android. Tidak lagi mengandalkan Android Open Source Project (AOSP), HarmonyOS NEXT hadir dengan kernel dan arsitektur independen buatan Huawei sendiri.

BACA JUGA:  Nubia Neo 3 Series Resmi Masuk Indonesia: HP Gaming 2 Jutaan dengan Fitur Canggih!

Perusahaan mengklaim OS ini memiliki peningkatan performa hingga 30% serta efisiensi daya yang lebih baik. Seri Mate 70 direncanakan menjadi perangkat pertama yang hadir tanpa sistem Android sama sekali.

Xiaomi dan HyperOS: Langkah Bertahap Menuju Kemandirian

Sementara itu, Xiaomi meluncurkan HyperOS, pengganti MIUI yang masih berbasis Android namun sudah mengintegrasikan teknologi IoT Xiaomi seperti Vela. Meskipun belum sepenuhnya lepas dari Android, langkah ini dianggap sebagai transisi awal menuju sistem operasi yang lebih mandiri.

Xiaomi menyatakan bahwa pengembangan lebih lanjut akan difokuskan pada membangun ekosistem terpadu lintas perangkat, termasuk ponsel, tablet, smartwatch, dan peralatan rumah pintar.

OPPO dan Vivo Dukung Ekosistem OS Lokal

OPPO dan Vivo adalah dua raksasa teknologi di bawah naungan BBK grup. Induk perusahaan dari Oppo, Vivo ini juga tengah mengevaluasi penggunaan Android dalam jangka panjang.

BACA JUGA:  Infinix XPAD 20 Resmi Dirilis: Usung Layar 11 Inci, Baterai 7000mAh, dan Memori Hingga 256GB

Keduanya dikabarkan ikut mendukung pengembangan sistem operasi lokal melalui kerja sama dalam proyek bernama OpenHarmony, varian open-source dari HarmonyOS.

Sumber dalam industri menyebut bahwa OPPO dan Vivo tengah mempersiapkan perangkat masa depan yang tidak lagi bergantung pada layanan Google, terutama untuk pasar China dan negara-negara berkembang.

Honor dengan MagicOS: Teknologi Lokal sebagai Fokus

Honor, merek yang dulu berada di bawah naungan Huawei, kini juga memperkenalkan sistem operasi sendiri bernama MagicOS. Versi terbaru, MagicOS 9.0, dikembangkan dengan kernel buatan sendiri, mencerminkan niat serius perusahaan untuk membangun alternatif dari Android.

Honor menyebut bahwa fokus utama mereka adalah memberikan pengalaman pengguna yang lebih mulus, aman, dan terintegrasi melalui sistem berbasis teknologi lokal.

BACA JUGA:  Infinix XPAD 20 Resmi Dirilis: Usung Layar 11 Inci, Baterai 7000mAh, dan Memori Hingga 256GB

Tantangan dan Dampak Global

Langkah kolektif pabrikan China ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan pembatasan ekspor teknologi dari Amerika Serikat. Namun, meskipun ambisi mereka besar, tantangan utama tetap pada ekosistem aplikasi. Android memiliki jutaan aplikasi, sementara sistem baru ini masih dalam tahap awal pengembangan.

Untuk menyaingi dominasi Android dan iOS, produsen China harus menggandeng lebih banyak pengembang pihak ketiga, serta meyakinkan konsumen untuk beralih ke ekosistem baru.
Kesimpulan

Gelombang baru sistem operasi mandiri dari pabrikan China bisa menjadi awal dari pergeseran besar dalam industri smartphone global. Bila berhasil, dominasi Android bisa mulai tergoyahkan, terutama di pasar domestik China dan negara-negara berkembang. Namun, jalan menuju kemandirian teknologi ini masih panjang dan penuh tantangan. (*)